Monday, September 6, 2010

Bromo dan Jawa Timur

Photography by Barry Kusuma
www.barrykusuma.com

Menikmati pagi di Bromo menjadi impian bagi sebagian orang. suasana yang hening, dingin, pemandangan yang dahsyat ditambah lagi oleh tradisi lokal yang terpelihara adalah daya pikat abadi dari Bromo. Jawa Timur beruntung memilikinya.
Bromo terletak sekitar 85 km dari Surabaya. Ia bisa dijangkau dari Probolinggo atau Malang. jalur normal biasanya dari Bromo. Adapun dari Malang, Anda harus melewati lautan pasir dengan kendaraan terbatas. Di Bromo, orang biasa menyaksikan sunrise. Matahari terbit dari sela Gunung Bromo jika dilihat dari lereng gunung Pananjakan.

Di Bromo sudah banyak tersedia akomodasi yang memadai. Jika Anda berkunjung pada bulan Kesada (bulan dalam kepercayaan masyarakat Bromo), Anda akan bisa menyaksikan ritual budaya Kesada, berupa upacara melarung hasil bumi ke kawah Gunung Bromo yang bergolak.
Selain Bromo, Jawa Timur juga menyimpan banyak opsi lainnya. Jika ingin menelusuri jejak Majapahit, silakan pergi ke Trowulan. Kota kecamatan itu konon adalah bekas ibukota Kerajaan Majapahit. Di jaman dahulu, Jawa Timur memang menjadi sentra beberapa kerajaan. Tak heran, Jawa Timur juga memiliki banyak candi
Untuk jenis wisata alam, Jawa Timur punya banyak stok. Di bagian barat, di kota magetan ada Danau Sarangan yang terletak di lereng gunung Lawu. Ke selatan dari Magetan, ada Pacitan yang memiliki banyak goa karst, tempat hidup masyarakat purba masa lalu.

Di bagian tengah, selain memiliki Bromo, Jawa Timur juga punya beberapa tempat peristirahatan dengan nuansa yang sejuk, yakni Selekta dan Batu. Daerah batu juga terkenal sebagai salah satu penghasil apel di Indonesia.
Di bagian timur, ada dua taman nasional, yakni Baluran dan Alas Purwo. Di Baluran, ada banteng-banteng liar. Sementara di Alas Purwo, terkenal misterius karena kerap dikaitkan dengan cerita mistis masyarakat Jawa.
Ada juga pilihan lain, yakni menyeberang ke Pulau Madura. Di sini, yang paling terkenal adalah kegiatan khas budaya adu kecepatan sapi yang dikenal dengan nama Karapan sapi.

Photography by Barry Kusuma
www.barrykusuma.com

Wednesday, September 1, 2010

Menyusuri Musi


Photography by Barry Kusuma
www.barrykusuma.com

Sungai Musi adalah urat nadi kehidupan warga Palembang. Tak heran, sungai yang membelah ibukota Sumatera Selatan itu begitu terkenal berikut dengan jembatannya, Jembatan Ampera. Inilah tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Palembang.
Sungai Musi membentang sepanjang 750 km menohok wilayah Sumatera Selatan. Sejak jaman Sriwijaya, Sungai Musi berperan dalam kehidupan masyarakat. Sungai Musi di masa kini masih menjadi sarana transportasi dan wisata publik. Warga dari pedalaman yang dilewati Musi, masih biasa melakukan perjalanan ke Palembang lewat jalur sungai.

Ramainya publik membuat aktivitas warga di sepanjang sungai pun berdenyut. Saat ini, di tepi Musi banyak berjajar restoran terapung yang menawarkan suasana bersantap sembari merasakan desiran ombak sungai. Cukup banyak wisawatan yang mengunjunginya untuk merasakan sensasi tersebut.

Namun Sumatera Selatan tak hanya cuma Musi. Kabupaten Pagaraalam, 300 km dari Palembang memiliki air terjun Lematang. Sementara Kabupaten Muaraenim punya Air Terjun Bedegung yang jaraknya 125 km dari palembang. Danau juga ada, yakni Danau Teluk Gelam yang terletak 66 km ke tenggara Palembang. Untuk wisata sejarah, di Kabupaten Muara Enim, 250 km dari Palembang ada Candi Bumi Ayu, sebuah kompleks candi hindu yang masih cukup misterius.

Jika jarak, tempat-tempat di atas terlalu jauh bagi Anda, di seputaran Palembang masih ada tempat yang layak dikunjungi, antara lain Benteng Kuto Besak yang dibangun Sultan Palembang pada tahun 1780 dan juga Museum Sultan Badarudin yang terletak persis di sisi Sungai Musi. Awalnya, bangunan museum tersebut adalah rumah residen Belanda yang dibangun pada tahun 1823.
Sebagai salah satu kota besar di Pulau Sumatera, Palembang bisa dijangkau cukup mudah dari jalur udara. Akomodasi nya pun terbilang lengkap mulai dari kelas hotel melati hingga berbintang.
Photography by Barry Kusuma
www.barrykusuma.com